Read 96 reviews from the world’s largest community for readers. In Jakarta's gleaming center a man and a woman watch each other from adjoining skyscrapers.…

Hatta, mengutip secara serampangan esai Seno Gumira Ajidarma, meski jurnalisme tak lagi (begitu) dibungkam, sastra tetap perlu bicara. Lantaran kita tak cukup hanya memamah informasi melalui beragam kanal berita, akan tetapi tetap memerlukan pendaran kebenaran dalam dunia sastra. Seperti kisah Felix dalam Orang-orang Oetimu ini.

Refrain by Winna Efendi. Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini, yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya. Ini bisa jadi sebuah kisah cinta biasa. Tentang sahabat sejak kecil, yang kemudian jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Sayangnya, di setiap cinta harus ada yang terluka. Ya, ketika jurnalisme dibungkam maka sastra harus berani tampil ke depan. Karena pada prinsipnya karya jurnalistik bicara dengan fakta sedangkan karya sastra bicara dengan kebenaran dan hatinurani umat. Meskipun sebuah fakta dimanipulasi bahkan ditutup dengan tinta hitam, tetapi kebenaran akan tetap tampil ke permukaan. Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara Gramedia Pustaka Utama One of romance's best-loved authors, Sandra Brown creates love stories whose "larger than life heroes and heroines make you believe all the warm, wonderful, wild things in life."* Now the New York Times bestselling author delivers a powerfully erotic and deeply moving tale
(Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara) Untuk menjadi penulis, apalagi yang profesional, dalam arti menjadikan penulis sebagai profesi, berikhtiar mencari nafkah dari sana, memang tak sulit, walau sebenarnya juga tidak gampang. Tapi, siapapun yang ingin berkiprah di sana, semua tahu, harus ikuti langkah sederhana
Seno Gumira Ajidarma (born June 19, 1958) is an Indonesian author of short stories, novels, essays, and movie scripts. He is also known as a journalist, photographer and lecturer. He won the 1997 S.E.A. Write Award (Southeast Asian Writers Award). Some of his well-known short stories are Manusia Kamar (1988), Penembak Misterius (1993), Saksi
.
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/377
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/318
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/16
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/55
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/219
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/42
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/225
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/399
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/53
  • ketika jurnalisme dibungkam sastra bicara