4 Metode pengakuan penjulan harus sesuai dengan sifat kegiatan perusahaan tersebut dengan prinsip akuntansi yang tepat (accuracy). 5. Hal hal yang perlu diungkapkan harus di jelaskan dalam laporan keuangan disertai dengan catatan yang memadai (Presentation and disclosure). Keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah Skip to content BerandaFitur LengkapHargaPrivate CloudLoginCoba Gratis Piutang Pendapatan Pengertian dan Contohnya Piutang Pendapatan Pengertian dan Contohnya Pada dasarnya, piutang adalah salah satu bagian dari aktiva lancar yang tersaji di dalam neraca. Piutang adalah salah satu hal yang wajar terjadi di dalam kegiatan bisnis perusahaan. Jenis piutang pun ada banyak, salah satunya adalah piutang pendapatan. Piutang pendapatan adalah pendapatan yang belum diterima oleh perusahaan meskipun dari sisi waktu sudah menjadi hak milik perusahaan. Piutang pendapatan ini bisa juga disebut dengan piutang usaha ataupun piutang dagang. Piutang akan memungkinkan setiap pembeli dalam memperoleh produk perusahaan dengan cara berhutang. Transaksi hutang piutang di dalam perusahaan ini nantinya akan dicatat di dalam jurnal utang-piutang. Ciri-Ciri Piutang Pendapatan Piutang pendapatan memang mempunyai risiko dan keuntungannya tersendiri untuk pihak perusahaan. Jenis piutang ini akan memungkinkan pihak perusahaan dalam menjual barang dagangannya secara lebih cepat, mencegah produk disimpan di gudang terlalu lama, dan bisa menerapkan bisnis model B2C. Pihak pelanggan pun nantinya bisa mudah dalam mendapatkan produk walaupun kondisi kas mereka belum memadai dalam melakukan pembayaran. Nah, ciri-ciri dari piutang pendapatan adalah sebagai berikut 1. Produk Utama Perusahaan Ciri yang pertama dari piutang pendapatan adalah hasil dari penjualan kredit atas produk utama pihak perusahaan. Sedangkan piutang yang terdapat dari pinjaman pegawai ataupun piutang bunga termasuk di dalam piutang lain-lain. Piutang terjadi karena adanya kegiatan transaksi produk ataupun menggunakan jasa perusahaan Anda yang tidak dibayar secara penuh ataupun langsung. 2. Ada Tanggal Jatuh Tempo Mempunyai tanggal jatuh tempo adalah ciri dari piutang pendapatan yang kedua. Terdapat dua satuan yang biasa digunakan di dalam pengukuran tanggal jatuh tempo, yaitu bulan dan hari. Untuk perhitungan tanggal jatuh tempo dengan berdasarkan bulan, maka akan sama dengan tanggal pembelian, tapi di bulan selanjutnya. 3. Ada Nilai Jatuh Tempo Selain tanggal jatuh tempo, di dalam piutang juga terdapat nilai jatuh tempo. Nilai jatuh tempo ini akan dikenakan pada pembayaran piutang yang sudah melebihi tanggal jatuh tempo. Nilai ini diperoleh dari penjualan pembelian produk ataupun jasa yang ditambahkan dengan nilai bunga atas adanya keterlambatan pembayaran piutang. 4. Resiko Piutang Tak Tertagih Piutang mempunyai resiko tidak tertagih. Untuk mengatasinya, biasanya pihak perusahaan akan memberlakukan potongan tertentu untuk pihak terutang jika membayar tagihan sebelum jatuh tanggal tempo. Untuk bisa mencegah piutang yang tidak tertagih, pihak perusahaan juga tidak bisa masalh dalam meberikan fasilitas pembelian secara kredit. Anda berhak meminta down payment ataupun membuat ketentuan penalti dalam bentuk bunga atas keterlambatan pembayaran piutang. Nantinya, setiap periode akuntansi juga harus dibuatkan jurnal penyesuaian piutang tidak tertagih. 5. Besaran Bunga Ada juga nominal bunga yang diberlakukan secara berbeda-beda, tergantung dari kebijakan pihak perusahaan. informasi yang berhubungan dengan nominal bunga yang dikenakan pada pihak konsumen ini akan diinformasikan pada pelanggan sebelum melakukan kegiatan transaksi pembelian kredit. Anda sendirilah yang nantinya harus menentukan tingkat bunga. Beban bunga ini adalah konsekuensi yang harus diterima oleh pihak pelanggan karena mereka menambah waktu pembayaran. Baca juga Buku Besar Bentuk T Contoh dan Cara Mudah Membuatnya Contoh Transaksi Piutang Pendapatan Agar lebih memahami cara mencatat piutang pendapatan, Anda bisa menyimak contoh yang ada di bawah ini. CV Sinar Jaya Sentosa mencatat piutang pendapatan di awal bulan Agustus 2021 sebanyak 50 juta rupiah. Selama bulan Agustus tersebut, terjadi kegiatan transaksi yang berhubungan dengan piutang dengan detail sebagai berikut Pembayaran piutang dari PT ABC sebanyak 15 juta rupiah di tanggal 10 Agustus 2021. CV Mekar Jaya Damai membeli barang dagang CV Sinar Jaya Sentosa secara kredit di tanggal 15 Agustus 2021 sebanyak 20 juta rupiah. PT DEF membayar piutangnya lebih awal sebanyak 25 juta rupiah dan memperoleh potongan penjual sebanyak 1% dari hutangnya jika dibayar sebelum jatuh tanggal tempo. PT GHI membayar dimuka atas barang dagang CV Sinar Jaya Sentosa sebanyak 20 juta rupiah di tanggal 25 Agustus, tapi barang baru dikirim di periode bulan depan. Dalam hal ini, piutang pendapatan akan bertambah jika terjadi penjualan kredit dan berkurang ketika pelanggan berhasil melunasinya. Berdasarkan contoh di atas, maka pendapatan CV Sinar Jaya Sentosa di akhir bulan Agustus adalah sebagai berikut = Rp. Rp. Rp. – Rp. = Rp. Sedangkan total piutang pendapatan dari perusahaan tersebut adalah sebanyak 30 juta rupiah yang juga akan menjadi piutang di awal bulan September 2021. Sedangkan untuk transaksi nomor 4 akan masuk dalam pendapatan diterima dimuka yang bisa dicatat sebagai utang usaha. Baca juga Bookkeeper Ini pengertian, Tugas, dan cara Memilih Bookkeeper yang Baik Jurnal Piutang Pendapatan Jika mengikuti contoh kasus di atas, jurnal piutan pendapatan bisa menggunakan tiga pos akun perkiraan, yaitu piutang pendapatan, potongan penjualan, dan juga kas. Contohnya adalah sebagai berikut Baca juga Pembukuan Usaha Ini Cara Mudah Membuatnya untuk UMKM! Penutup Jadi dalam melakukan kegiatan akuntansi, terlebih lagi piutang pendapatan, setiap akuntan harus menerapkan prinsip kehati-hatian. Selain itu, kerahasian data miliki klien juga harus dijaga, terlebih lagi bila berhubungan dengan hutang-piutang. Nah, agar bisa lebih mudah dalam mencatat piutang, Anda bisa menggunakan aplikasi bisnis dan akuntansi dari Accurate Online. Aplikasi yang dikembangkan dengan basis cloud ini bisa mencetak invoice dan juga menyajikan saldo piutang dan hutang secara realtime. Selain itu, di dalamnya juga sudah disediakan berbagai fitur bisnis yang lengkap untuk memudahkan Anda dalam mengelola bisnis. Sehingga, Anda bisa lebih fokus dalam mengembangkan bisnis. Tertarik? Anda bisa mencobanya secara gratis selama 30 hari dengan klik banner di bawah ini. Seberapa bermanfaat artikel ini? Klik salah satu bintang untuk menilai. 0 pembaca telah memberikan penilaian Belum ada yang memberikan penilaian untuk artikel ini Jadilah yang pertama! As you found this post useful... Follow us on social media! We are sorry that this post was not useful for you! Let us improve this post! Tell us how we can improve this post? Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan. Bagikan info ini ke temanmu! Related Posts Page load link Pencatatanpiutang yang timbul dari penjualan barang dilakukan pada saat transaksi jual beli secara kredit telah terjadi. Piutang tidak boleh dicatat untuk barang dagangan yang telah dikirimkan apabila ada perjanjian bahwa pihak pengirim tetap memegang hak atas barang tersebut sampai ada tanda terima resmi. Seperti yang diketahui istilah yang ada di dalam akuntansi cukup banyak, salah satunya adalah piutang termasuk juga jurnal piutang. Istilah tersebut merujuk pada suatu transaksi yang berkaitan dengan penagihan kepada pelanggan atau konsumen yang telah berhutang. Di dalam KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah tersebut diartikan sebagai suatu tagihan uang kepada konsumen atau pelanggan. Dari tagihan tersebut diharapkan pelanggan bisa melunasinya dalam jangka waktu tertentu sejak tagihan tersebut dikeluarkan. Untuk lebih memahami tentang istilah yang populer dalam akuntansi tersebut, Anda bisa langsung menyimak seluruh pembahasannya di bawah ini. Termasuk jenis, fungsi dan prosedur pencatatannya. Point Penting di Konten Ini Apa itu Piutang?Pengertian Piutang Menurut Para Akbar2. M. Munandar3. RudiantoJenis-Jenis Piutang1. Piutang Dagang2. Piutang Non DagangFungsi-Fungsi Piutang1. Fungsi Penjualan2. Fungsi KreditProsedur Pencatatan Piutang Pada Akuntansi1. Membuat Faktur Penjualan2. Membuat Jurnal Piutang3. Mencatat Piutang dalam Buku Besar4. Menyiapkan Laporan Piutang5. Memonitor dan Mencatat Pembayaran6. Membuat Jurnal PenyesuaianContoh Jurnal Piutang1. Jurnal Piutang Penjualan2. Jurnal Retur Penjualan Piutang Apa itu Piutang? Istilah yang sering digunakan dalam akuntansi ini sebenarnya berasal dari Bahasa Inggris Account Receivable atau AR. Istilah tersebut bisa diartikan sebagai suatu hak milik dari satu pihak yang masih ada di tangan pihak lain. Bentuknya bisa berupa uang atau penjualan produk yang belum dilunasi. Dengan demikian maka tagihan tersebut memiliki beberapa ciri, seperti adanya nilai dan tanggal jatuh tempo untuk pelunasan, hingga ketentuan bunga sebagai kompensasi atas jangka waktu pelunasan kredit kepada penjual. Pengertian Piutang Menurut Para Ahli Adapun menurut para ahli, istilah tersebut memiliki beberapa arti seperti berikut Akbar Menurut Rusdi Akbar, artinya adalah semua hal maupun klaim perusahaan yang ada pada organisasi/pihak lain berupa sejumlah kas, barang ataupun jasa di masa mendatang sebagai akibat dari kejadian transaksi di masa lalu. 2. M. Munandar Menurut M. Munandar, adalah suatu bentuk tagihan yang dimintakan pelunasan kepada pihak lain ketika tiba masa jatuh tempo. 3. Rudianto Menurut Rudianto adalah hak dari perusahaan yang terdiri dari uang, barang, maupun jasa karena adanya transaksi yang telah terjadi di masa lalu. Account Receivable atau Piutang Jenis-Jenis Piutang Account receivable merupakan salah satu bagian neraca perusahaan yang ditulis sebagai aset lancar karena adanya penjualan barang atau jasa kepada debitur yang waktu pembayarannya sudah ditentukan. Adapun jenisnya antara lain adalah 1. Piutang Dagang Piutang dagang adalah sejumlah pembelian kredit yang dilakukan pembeli sebagai akibat dari adanya penjualan barang maupun jasa. Biasanya jangka waktu penagihannya berkisar antara 30-60 hari. Adapun penjaminnya bukan dari rekening terbuka, contohnya adalah wesel tagih. 2. Piutang Non Dagang Berbeda dari yang sebelumnya, jenis ini merupakan kepemilikan selain dari produk atau jasa, seperti penjualan surat berharga. Untuk pembayarannya sendiri wajib menyetorkan uang muka sebagai jaminan. Fungsi-Fungsi Piutang Menjual produk baik berupa barang maupun jasa secara kredit bisa berpengaruh pada perkembangan bisnis. Dalam pola pembelian tersebut pelanggan bisa melakukan pembayaran sesuai waktu yang ditentukan. Hal ini akan membuat pelanggan tertarik untuk membeli kembali di lain waktu. Adapun fungsinya antara lain adalah 1. Fungsi Penjualan Fungsi pertama adalah penjualan, dimana dengan adanya pelanggan yang membeli barang atau jasa secara kredit maka hal itu akan mendatangkan pendapatan meskipun uangnya tidak langsung diterima saat itu juga. Nantinya di dalam catatan Anda tetap menuliskan penjualan tersebut sebagai pendapatan. Dimana nilai dari penjualan barang akan tetap masuk dalam aset lancar atau pemasukan meskipun pembayarannya belum dilunasi pembeli. 2. Fungsi Kredit Fungsi kedua adalah fungsi kredit, dimana perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit kepada pelanggan dengan jangka waktu tertentu untuk pelunasan. Cara ini akan meningkatkan potensi penjualan yang lebih besar dan efektif untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. Prosedur Pencatatan Piutang Pada Akuntansi Pencatatan piutang yang baik dan akurat sangat penting untuk menjaga kelancaran keuangan perusahaan dan memastikan terkelola dengan baik. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk memantau piutang yang dimilikinya, menghindari risiko kerugian akibat piutang yang tidak tertagih, dan mempercepat proses pengumpulannya. Dalam prosedur pencatatannya, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, seperti cara memperkirakan nilai piutang, metode pencatatannya, serta pemantauan dan pengendalian piutang yang belum tertagih. Prosedur pencatatan piutang dalam akuntansi meliputi beberapa tahapan, di antaranya adalah 1. Membuat Faktur Penjualan Langkah pertama dalam pencatatan adalah membuat faktur penjualan yang berisi informasi tentang barang atau jasa yang telah dibeli pelanggan, besarnya harga, tanggal penjualan, dan tanggal jatuh tempo pembayaran. Faktur penjualan ini digunakan sebagai bukti transaksi dan sebagai dasar penghitungan nilainya. 2. Membuat Jurnal Piutang Buat jurnalnya dengan mencatat transaksi tersebut secara kronologis. Jurnal ini terdiri dari dua kolom, yaitu kolom debit dan kolom kredit. Kolom debit dicatat di sebelah kiri jurnal, sedangkan kolom kredit dicatat di sebelah kanan. Isi kolom debit dengan akun piutang dagang dan isi kolom kredit dengan akun pendapatan. Jumlah yang dicatat pada kolom debit harus sama dengan jumlah yang dicatat pada kolom kredit. 3. Mencatat Piutang dalam Buku Besar Setelah faktur penjualan dibuat, piutang harus dicatat dalam buku besar dengan mencatat jumlahnya dan tanggal jatuh tempo. Piutang ini akan dicatat dalam rekening piutang dagang, yang merupakan salah satu rekening aset pada neraca perusahaan. Contoh Laporan Saldo Piutang 4. Menyiapkan Laporan Piutang Untuk memantau piutang yang belum tertagih, perusahaan harus menyusun laporan secara berkala. Laporan piutang biasanya disusun setiap akhir bulan dan mencakup informasi tentang piutang yang belum dibayar, jatuh tempo, serta detail transaksi penjualan yang terkait. 5. Memonitor dan Mencatat Pembayaran Ketika pelanggan membayar piutangnya, perusahaan harus mencatat pembayaran tersebut pada buku besar dan mengurangi jumlah yang belum dibayar. Pembayaran ini akan dicatat dalam rekening kas atau bank yang terkait dengan transaksi penjualan tersebut. 6. Membuat Jurnal Penyesuaian Pada akhir periode akuntansi, perusahaan harus melakukan jurnal penyesuaian untuk mencatat piutang yang tidak tertagih atau yang diragukan untuk dihapuskan dari buku besar. Piutang yang tidak dapat ditagih ini disebut piutang tak tertagih atau piutang macet. Dalam menjalankan prosedur pencatatan ini, perusahaan harus memastikan bahwa sistem pencatatan dan pelaporan yang digunakan akurat, teratur dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan cara ini, perusahaan dapat memantau piutangnya dengan lebih efektif dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan bisnis yang tepat. Dengan memahami prosedur pencatatan dengan baik, perusahaan dapat mengoptimalkan manajemen keuangan dan menghindari risiko kerugian dalam bisnisnya. Saat ini, banyak perusahaan yang menggunakan software akuntansi untuk mencatat transaksi penjualan piutang dan otomatis memposting jurnalnya. Dengan menggunakan software akuntansi, proses pencatatan transaksi piutang dapat menjadi lebih efisien dan akurat. Dengan menggunakan software akuntansi Beecloud, terdapat fitur untuk mencatat transaksi penjualan piutang dengan mudah dan cepat, di mana kita hanya perlu mengisi beberapa informasi seperti nama pelanggan, tanggal penjualan, jumlah piutang, dan lain-lain. Setelah transaksi dicatat, software akuntansi akan secara otomatis membuat jurnal piutang dan memposting ke akun-akun yang terkait. Contoh Jurnal Piutang Penjualan kredit atau piutang merupakan transaksi yang umum terjadi dalam dunia bisnis. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana mencatat dan mengelola piutang dengan benar dalam akuntansi. 1. Jurnal Piutang Penjualan Dalam hal ini jurnal piutang berfungsi untuk mencatat semua jenis transaksi penjualan secara kredit. Pada jurnal ini penjualan secara kredit akun piutang dagang akan didebit dan akun penjualan ada di kredit. Sementara untuk penjualan tunai akan dicatat pada jurnal penerimaan kas. Untuk lebih jelasnya silakan simak contoh jurnal penjualan di bawah ini Perusahaan suku cadang motor Jaya Motor telah menjual barang secara kredit kepada CV Langit pada bulan Januari 2023. Adapun data transaksinya adalah seperti berikut Januari 12, terjadi penjualan secara kredit kepada CV Langit seharga Berikut ini contoh jurnal piutang Contoh Jurnal dari Penjualan Barang Secara Kredit Baca Juga Jurnal Penjualan itu Apa? ini Penjelasan Lengkapnya 2. Jurnal Retur Penjualan Piutang Jurnal retur penjualan merupakan pencatatan retur penjualan atau pengembalian barang dari pelanggan atas suatu produk kepada perusahaan. Pengembalian tersebut bisa dilakukan ketika barang yang diterima cacat atau ada kerusakan. Dalam melakukan pencatatan di jurnal retur penjualan, perusahaan harus jeli dan teliti memeriksa nota kredit yang menjadi bukti transaksi. Karena nota tersebut akan menunjukkan kategori retur penjualan. Salah satunya adalah pengurang piutang jika dibeli secara kredit. Selain itu, bisa juga sebagai pengembalian pembayaran kalau pembelian dilakukan secara tunai. Kategori lainnya adalah sebagai pengganti produk barang yang cacat atau rusak. Nantinya semua kategori tersebut akan berpengaruh pada margin kotor perusahaan. Termasuk di dalamnya akun biaya dan akun penjualan. Seperti ketika ada biaya pengiriman maka hal itu akan berpengaruh pada jurnal penyesuaian biaya. Sedangkan jika tidak ada biaya yang terlibat maka akan mengurangi nilai akun penjualan. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah retur penjualan yang bisa dipelajari Didapatkan data berupa total retur penjualan PT Jaya Motor pada bulan Februari 2023 seperti berikut Penjualan kredit sebesar Retur penjualan sebesar Harga pokok penjualan Pencatatan Jurnal Retur Penjualan Sistem Periodik dilakukan di akhir periode Contoh Jurnal Retur Penjualan Sistem Periodik Pencatatan Jurnal Retur Penjualan Sistem Perpetual dilakukan setelah mendapatkan retur penjualan Contoh Jurnal Retur Penjualan Perpetual Pada pencatatan tersebut muncul persediaan barang dagang karena gudang menerima produk barang yang dikembalikan oleh pembeli. Dari ulasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa piutang sebenarnya termasuk dalam aset lancar perusahaan karena merupakan jenis pemasukan yang diterima dari penjualan. Meskipun dalam hal ini uang atau pembayarannya tidak langsung diterima saat itu juga melainkan dalam jangka waktu tertentu.
Karenaitu berkaitan dengan pengelolaan piutang perusahaan harus membuat suatu. Karena itu berkaitan dengan pengelolaan piutang. School Airlangga University; Course Title ACCOUNTING MISC; Uploaded By HighnessScorpionMaster750; Pages 15 This preview shows page 9 -
Skip to content Kalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikel Home » Bisnis » Bagaimana Cara Mencatat Piutang Dagang dalam Sebuah Bisnis? Dibaca Normal 7 Menit Bagaimana Cara Mencatat Piutang Dagang dalam Sebuah Bisnis? Piutang dagang sudah sewajarnya pasti ada dalam bisnis dan wajib dicatat oleh pelaku bisnis. Tapi, bagaimana caranya ya? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel Finansialku berikut ini! Selamat membaca. Pengertian Piutang DagangCiri Piutang DagangTerdapat Tanggal Jatuh TempoMemiliki Nilai Jatuh TempoMenerapkan Bunga yang BerlakuCara Mencatat Piutang DagangPiutang Dagang Dicatat Kotor Gross MethodPiutang Dagang Dicatat Bersih Nett MethodContoh Pencatatan Piutang DagangJangan Lupa Dicatat! Pengertian Piutang Dagang Dalam berbagai transaksi bisnis, istilah piutang dagang ini sudah dikenal. Piutang dagang terjadi saat ada transaksi penjualan baik secara tunai maupun kredit. Piutang dagang disebut juga account receivable, merupakan sebuah tagihan atau hak yang dimiliki oleh sebuah perusahaan kepada pihak lain. Kesepakatan penagihannya melalui waktu yang telah ditentukan. Dengan kata lain, piutang dagang adalah tagihan perusahaan karena adanya penjualan barang dagangan secara kredit. Saldo yang belum dibayar oleh pelanggan atas barang/jasa yang dikirim akan menjadi piutang dagang. Besaran piutang dagang mengacu pada faktur invoice yang dikirimkan ke setiap pelanggan. Biasanya, pembayaran piutang dagang memiliki jangka waktu yang tidak terlalu lama. Sebelumnya, jangka waktu pembayaran ini sudah disepakati dengan pelanggan, misalnya 30, 45, atau 60 hari. [Baca Juga 6 Jenis Budget Dalam Laporan Keuangan Bisnis, Wajib Tahu!] Fasilitas ini dapat diberikan ke setiap pelanggan atau pelanggan khusus. Akan tetapi, seringnya, fasilitas ini diberikan pelanggan Business-to-Business B2B. Tujuannya supaya memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam menjaga ketersediaan kas. Ciri Piutang Dagang Pencatatan piutang dagang selalu berhubungan dengan laporan keuangan. Dalam menganalisis laporan keuangan, Anda wajib terlebih dahulu menganalisa apa saja ciri-ciri piutang yang menjadi tanggungan utang suatu usaha yaitu Terdapat Tanggal Jatuh Tempo Ciri piutang dapat diketahui dari tanggal jatuh tempo. Hal ini dapat dilihat dari lamanya suatu tagihan atau umur piutang. Biasanya, pemilik usaha menggunakan dua jenis pengukuran jatuh tempo yaitu bulanan atau harian. Jika jatuh tempo secara bulanan, tanggal jatuh temponya disamakan dengan tanggal pembelian saat melakukan transaksi kredit tersebut. Sementara itu, jika jatuh tempo secara harian, wajib melakukan perhitungan penentuan kapan tanggal jatuh tempo secara pasti. Memiliki Nilai Jatuh Tempo Nilai jatuh tempo berarti menunjukkan berapa jumlah yang dibayar dari nilai transaksi yang utama ditambah nilai bunga yang dibebankan pada tanggal jatuh tempo. Sebagai contoh, seorang pelanggan melakukan transaksi secara kredit. Nantinya, ia tidak hanya membayar sejumlah nilai barang yang telah dibeli, tetapi juga bunganya. Apalagi, jika sudah ada kesepakatan penambahan waktu untuk membayar barang tersebut jika melewati jatuh tempo. [Baca Juga Gimana Sih Cara Melakukan Pencatatan Keuangan Bisnis Online yang Benar?] Menerapkan Bunga yang Berlaku Piutang terjadi jika pelanggan memutuskan untuk membeli secara kredit. Hal ini akan menimbulkan bunga. Bunga jatuh tempo dibayar sebagai bentuk kewajiban serta konsekuensi konsumen terhadap penjual yang sudah sabar menunggu pembayaran pelunasan. Besaran uang ini bisa diketahui dari kebijakan penjual untuk menentukan tingkat bunga yang akan dibayar. Cara Mencatat Piutang Dagang Kita tidak bisa mengandalkan ingatan manusia karena ingatan manusia bersifat sementara. Oleh karena itu, ada baiknya dicatat. Piutang dagang perusahaan harus dicatat. Apalagi, pengeluaran kita pribadi juga harus dicatat. [Baca Juga Bisa Pailit! Ini Kesalahan Manajemen Keuangan Bisnis UMKM!] Nah, buat Sobat Finansialku yang keteteran dengan tujuan finansialnya, jangan lupa mulai dengan mencatat pengeluaran harian. Jangan khawatir. Aplikasi Finansialku dapat membantu Anda. Aplikasi ini pun memiliki beragam fitur yang bisa membantu Anda mencapai target finansial Anda pribadi. Mulai dari fitur pencatatan keuangan harian sampai fitur pengecekan kesehatan finansial. Penasaran? Yuk, segera unduh aplikasi Finansialku! Ada dua cara atau metode pencatatan piutang, yaitu Piutang Dagang Dicatat Kotor Gross Method Pada saat terjadi penjualan secara kredit barang dagangan, misalkan syarat kredit 2/10-n/10. Jurnal Account Receivable xx Sales xx Pada saat diterima pelunasan piutang dagang. Bila pelunasan piutang dagang telah melebihi masa potongan,yaitu lebih dari 10 hari, maka kita tidak perlu memperhitungkan potongan dan perusahaan akan meneerima seluruh piutang. Jurnal Cash xx Account Receivable xx Namun, bila pelunasan piutang dagang masih dalam batas potongan, maka kita perlu memperhitungkan dan memberikan potongan penjualan, yaitu sebesar 2% dari piutang dan perusahaan akan menerima uang sebesar 98%. Jurnal Cash xx Sales Discount xx Account Receivable xx Piutang Dagang Dicatat Bersih Nett Method Metode bersih mengakui jumlah piutang setelah dikurangi dengan potongan penjualan. Jika ternyata potongan jumlah tidak dimanfaatkan oleh debitur, maka akan mengakibatkan timbulnya kelebihan pembayaran atas jumlah piutang dan kelebihan tersebut sebagai penghasilan lain-lain. Dalam metode ini, pencatatannya adalah sebagai berikut Pada saat terjadi penjualan kredit barang dagangan, misalkan syarat kredit 2/10- n/10 Jurnal Account Receivable xx Sales Discount xx Sales xx Apabila pelunasan piutang dagang masih dalam batas waktu potongan, maka perusahaan harus memperhitungkan dan memberikan potongan penjualan, yaitu 2%. Jurnal Cash xx Account Receivable xx Bila pelunasan piutang dagang telah melebihi masa potongan yaitu lebih dari 10 hari, maka kita tidak perlu memperhitungkan potongan dan perusahaan akan menerima seluruh piutang, maka ada dua kemungkinan yaitu Pertama, Sales Discount yang dicatat saat penjualan terjadi sudah ditutup dari pembukuan perusahaan Closing Entries. Pencatatnnya seperti berikut ini Jurnal Cash xx Account Receivable xx Retained Earning xx Kedua, sales discount yang dicatat saat penjualan terjadi belum ditutup dari pembukuan perusahaan Closing Eatries. Maka, pencatatannya seperti berikut ini Jurnal Cash xx Account Receivable xx Sales Discount xx Contoh Pencatatan Piutang Dagang Sebagai contoh, tanggal 1 Maret 2021, PT A menjual barang dagangannya secara kredit dengan syarat 2/10, n/30 sejumlah Rp 80 ribu kepada Ny. Putri. Tanggal 7 Maret 2021 Ny. Putri membayar lunas dan tidak memanfaatkan masa potongan. Maka, pencatatan piutang dengan menggunakan dua metode di atas adalah sebagai berikut Penjualan Kotor Penjualan Bersih 1. Penjualan barang dagangan seharga Rp. Syarat 2/10, n/30 Account Receivable Rp Account Receivable Rp Sales Rp Sales Discount Rp Sales Rp 2. Pembayaran dalam Masa Potongan Cash Rp Cash Rp Sales Discount Rp Account Receivable Rp Account Receivable Rp 3. Pembayaran Melewati Masa Potongan Cash Rp Cash Rp Sales Rp Account Receivable Rp Sales Discount Rp Jangan Lupa Dicatat! Secara umum bahwa penagihan piutang dagang juga berkaitan dengan arus kas perusahaan. Supaya uang tunai atau aset yang dimiliki oleh perusahaan dapat terjaga, dilakukanlah pencatatan piutang dagang. Perlu diingat bahwa ingatan tidak bisa diandalkan. Ada baiknya mencatat dengan rapi dan baik, sehingga kedepannya akan memberikan efek positif terhadap catatan keuangan perusahaan juga berguna untuk banyak hal lainnya. Oh ya, supaya keuangan pribadi dan bisnis Anda tidak tercampur, sebaiknya Anda belajar bagaimana cara mengurus keuangan pribadi dan bisnis dengan baik. Salah satunya, lewat audiobook dari Finansialku berjudul Pengelolaan Keuangan Pribadi dan Bisnis. Anda dapat mengunduhnya secara GRATIS dengan klik link di bawah ini. Sekarang, Anda sudah mengetahui bagaimana cara mencatat piutang dagang perusahaan atau bisnis Anda. Apabila ada pertanyaan seputar piutang dagang, Anda dapat menyampaikannya lewat kolom komentar di bawah ini, ya! Jangan lupa bagikan artikel ini pada rekan dan saudara pengusahamu ya. Agar membuka wawsan mereka tentang keuangan. Terima kasih. Editor Maria Christianti Sumber Referensi Banu Rinaldi. 11 Juni 2020. Piutang Dagang Account Receivable. – Account Receivable Piutang Dagang – Sumber Gambar Cover – Lulusan S1 Sastra Inggris Universitas Padjadjaran ini merupakan seorang penulis novel. Kecintaannya pada dunia literasi dicurahkan melalui blognya. Related Posts Page load link Go to Top

Artinya piutang umum terjadi dalam transaksi jual beli secara kredit. Bagi pembeli atau debitur, piutang yang diberikan oleh kreditur membantu mempermudah penyediaan produk atau layanan, tanpa harus disertai pembayaran tunai. Sementara bagi kreditur, piutang memiliki beberapa manfaat sebagai berikut. Mengukur likuiditas

Poin-Poin Keseluruhan Materi bisa diklikAudit Piutang Usaha dan Penjualan KreditOverview Siklus Penjualan Akun-Akun Dalam SiklusFungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen serta Catatan TerkaitMerancang Program AuditMetodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi PenjualanMetodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi Penerimaan KasTOC & STOT SALES & STDB AR Overview Siklus Penjualan Tujuan keseluruhan dalam audit Siklus Penjualan adalah untuk mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi. Berikut adalah tabel yang memuat kelas transaksi, akun, fungsi bisnis, serta dokumen dan pencatatan terkait dengan Siklus Penjualan. Tujuan dari keseluruhan audit siklus penjualan dan piutang adalah mengevaluasi apakah saldo akun yang diperoleh dari siklus disajikan secara wajar sesuai dengan standar. Sifat dari akun ini bisa bervariasi bergantung pada industri dan kliennya. Penjelasan singkat fungsi bisnis Siklus Penjualan untuk lebih lengkapnya silahkan baca di buku Arens, 2016 hlm. 448 s/d 452 Processing customer order Permintaan barang oleh pelanggan memulai seluruh siklus. Secara hukum, ini adalah penawaran untuk membeli barang berdasarkan ketentuan yang ditentukan. – Customer order adalah permintaan barang dagangan oleh pelanggan, dapat diterima melalui telefon, surat, formulir, salespeople, pesanan melalui internet, dll. – Sales order adalah dokumen untuk mengkomunikasikan deskripsi, kuantitas, dan informasi terkait untuk barang yang dipesan oleh pelanggan. Dokumen ini sering digunakan untuk mengindikasikan persetujuan kredit dan otorisasi pengiriman. Granting credit Sebelum barang dikirim, orang yang berwenang harus memberikan persetujuan kepada pelanggan untuk penjualan secara kredit. Praktik yang lemah dalam persetujuan kredit sering kali menghasilkan kredit macet yang berlebihan dan piutang yang mungkin tidak dapat ditagih. Shipping goods Fungsi kritis ini adalah titik pertama dalam siklus di mana perusahaan mentransfer kepemilikan aset. Sebagian besar perusahaan mengakui penjualan ketika barang dikirim. Dokumen pengiriman disiapkan untuk memulai pengiriman barang, yang menunjukkan deskripsi barang dagangan, jumlah yang dikirim, dan data terkait lainnya. Dokumen pengiriman seringkali merupakan bill of lading, yang merupakan kontrak tertulis antara pengangkut dan penjual tanda terima dan pengiriman barang. Perusahaan mengirim aslinya ke pelanggan dan menyimpan satu atau lebih salinan. Dokumen pengiriman berfungsi sebagai sinyal untuk menagih pelanggan dan mungkin dalam bentuk elektronik atau kertas. Billing customer and recording sales Penagihan adalah sarana yang digunakan pelanggan untuk mengetahui jumlah yang harus dibayar untuk barang, oleh karena itu harus dilakukan dengan benar dan tepat waktu. Aspek penagihan yang paling penting adalah Semua pengiriman yang dilakukan telah ditagih completeness Tidak ada pengiriman telah ditagih lebih dari satu kali occurrence Masing-masing ditagih untuk jumlah yang tepat accuracy Sales invoice/faktur penjualan adalah dokumen atau catatan elektronik yang menunjukkan deskripsi dan jumlah barang yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, ketentuan, dan data terkait lainnya. Faktur penjualan adalah metode yang menunjukkan kepada pelanggan jumlah penjualan dan tanggal jatuh tempo pembayaran. Perusahaan mengirim aslinya ke pelanggan, dan menyimpan satu atau lebih salinan. Processing and recording cash receipts Fungsi bisnis ini meliputi penerimaan, penyimpanan, dan pencatatan kas. Kas termasuk mata uang, cek, dan transfer dana elektronik. Kekhawatiran yang paling penting adalah kemungkinan pencurian. Pencurian dapat terjadi sebelum tanda terima dimasukkan dalam catatan atau setelahnya. Adalah penting bahwa semua penerimaan kas disimpan di bank pada jumlah yang tepat secara tepat waktu. Remittance advice adalah dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan dan biasanya dikembalikan ke penjual dengan pembayaran pelanggan. Ini menunjukkan nama pelanggan, nomor faktur penjualan, dan jumlah faktur. Remittance advice digunakan sebagai catatan pembayaran yang diterima untuk mengizinkan setoran langsung cek yang diterima dan untuk meningkatkan kontrol atas penyimpanan aset. Processing and recording sales returns and allowances Ketika seorang pelanggan tidak puas dengan barang, penjual sering menerima pengembalian barang atau memberikan pengurangan biaya. Perusahaan menyiapkan laporan penerimaan untuk barang yang dikembalikan dan mengembalikannya ke penyimpanan. Memo kredit dikeluarkan untuk sales return and allowances untuk membantu mempertahankan kontrol dan untuk memfasilitasi pencatatan. Writing off uncollectible account receivables Beberapa pelanggan tidak dapat membayar tagihan mereka. Setelah menyimpulkan bahwa suatu jumlah tidak dapat dikumpulkan, perusahaan harus menghapusnya. Biasanya, ini terjadi setelah pelanggan mengajukan kebangkrutan atau akun dialihkan ke agen penagihan. Akuntansi yang tepat membutuhkan penyesuaian untuk akun yang tidak dapat ditagih ini. Providing for bad debts Karena perusahaan tidak dapat mengharapkan untuk menagih 1004 dari penjualan mereka, prinsip akuntansi mengharuskan mereka untuk mencatat biaya piutang tak tertagih untuk jumlah yang mereka tidak harapkan untuk kumpulkan. Akun-Akun Dalam Siklus Akun dari siklus ini bergantung pada jenis bisnis yang dioperasikan. Siklus ini umumnya melibatkan akun-akun berikut ini Penjualan Diskon penjualan Pengembalian penjualan Pajak Pertambahan Nilai Beban pokok penjualan Piutang penjualan Cadangan piutang Kas Metodologi yang digunakan oleh merancang ToDB dan ToT akun dalam siklus ini meliputi konfirmasi, rekalkulasi, pengujian pisah batas, dan tes lainnya. Dalam siklus ini, akun representatif yang digunakan adalah penjualan dan piutang. Dalam siklus penjualan dan penagihan terdapat lima klasifikasi transaksi yaitu Penjualan tunai dan kredit Penerimaan kas Retur dan pengurangan penjualan Penghapusan piutang tak tertagih Beban piutang tak tertagih Kecuali penjualan tunai, setiap transaksi dan jumlah yang dihasilkan pada akhirnya akan dimasukkan dalam salah satu dari dua akun neraca, yaitu akun piutang usaha atau penyisihan untuk piutang tak tertagih. Untuk mudahnya, kita mengasumsikan bahwa ada pengendalian internal yang sama baik untuk penjualan tunai maupun penjualan kredit. Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen serta Catatan Terkait Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan dan proses yang dibutuhkan untuk transfer kepemilikan dari barang dan jasa kepada pelanggan setelah barang-barang tersebut tersedia untuk dijual. Hal ini diawali dengan permintaan permintaan oleh seorang pelanggan dan diakhiri dengan konversi bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang akhirnya menjadi kas . 8 Fungsi bisnis dalam siklus penjualan dan penagihan Memproses Pesanan Pelanggan Secara hukum, permintaan pesanan pelanggan merupakan penawaran untuk membeli barang dalam kondisi tertentu yang disepakati. Dokumen dalam pemrosesan pesanan pelanggan yaitu permintaan pelanggan dan pesanan penjualan. 2. Pemberian Kredit Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang, yang menunjukkandeskripsi barang dagang , kuantitas yang dikirimkan, dan data yang relevan lainnya. Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pegiriman barang pembawa dan penjual. Bill of lading dikirimkan secara elektronik ketika barang telah di kirimkan , dan secara otomatis akan membuat faktur penjualan yang terkait serta ayat jurnal dalam jurnal penjualan. 3. Pengiriman Barang Sebuah dokumen pengiriman barang disiapkan pada saat pengirima yang dapat dilakukan secara otomatis oleh computer berdasarkan pada informasi pesanan pesanan pelanggan dan disiapkan dokumen pengiriman untuk memulai pengiriman barang. 4. Penagihan Pelanggan dan Pencatatan Penjualan Penagihan dengan jumlah yang tepat bergantung pada tagihan pada pelanggan untuk jumlah yang dikirim pada harga yang disahkan. Dokumen-dokumen dalam penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan faktur penjualan, arsip transaksi penjualan, jurnal atau daftar penjualan, arsip utama akun piutang dagang, neraca saldo akun piutang, dan laporan penagihan bulanan. 5. Memproses dan Mencatat Penerimaan Kas Termasuk penerimaan, penyetoran, dan pencatatan kas Dokumen-dokumen pendukung dalam kegiatan ini antara lain slip pembayaran, daftar awal penerimaan kas, arsip transaksi penerimaan kas, dan jurnal atau daftar penerimaan kas. 6. Pemrosesan Pencatatan Retur Penjualan dan Pengurangan Harga Dokumen yang digunakan dalam proses ini adalah memo kredit serta jurnal retur penjualan dan pengurangan harga. 7. Menghapus Piutang Tak Tertagih Setelah menyimpulkan bahwa suatu jumlah tidak dapat ditagih maka perusahaan harus menghapuskannya dan penghapusan itu dapat ditandai dalam formulir otorisasi piutang tak tertagih. 8. Beban Piutang Tak Tertagih Prinsip akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat beban piutan tak tertagih sejumlah nilai tagihan yang diperkirakan tidak dapat ditagih. Merancang Program Audit Program audit adalah daftar prosedur audit yang akan dilaksanakan oleh auditor. Prosedur audit sendiri adalah instruksi terinci untuk pengumpulan jenis bukti audit. Prosedur audit bermanfaat untuk memenuhi tujuan serta asersi audit. Program audit berisi tipe pengujian, tujuan audit, prosedur audit, ukuran sampel, item yang akan dipilih, dan timing. Dalam merancang program audit, auditor menggunakan beberapa tipe pengujian untuk mengetahui apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Gambar berikut menunjukkan tipe-tipe pengujian yang digunakan untuk audit Siklus Penjualan. Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa tipe audit test yang diperlukan untuk melakukan audit Siklus Penjualan adalah Test of Control, Substantive Test of Transactions, Substantive Analytical Procedures, dan Test of Detail of Balances. Test of Control dan Substantive Test of Transaction Metodologi perancangan TOC dan STOT atas Sales tertera pada gambar berikut. Tahapan ke-1, ke-2, dan ke-3 pada metodologi tersebut telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Oleh karena itu, pada pertemuan ini kita akan langsung membahas tahap terakhir. Dalam merancang TOC dan STOT, terlebih dahulu kita harus menentukan tujuan audit serta asersi yang sesuai. Dalam menentukan TOC dan STOT atas Sales, kita harus mengetahui potensi salah saji yang mungkin terjadi. Menurut pengalaman, Sales memiliki beberapa potensi salah saji antara lain 1 Pencatatan penjualan, namun pengiriman tidak pernah dilakukan, 2 Penjualan yang dicatat lebih dari 1 satu kali, 3 Penjualan dilakukan kepada pelanggan fiktif. Berdasarkan hal tersebut, akun Sales juga memiliki kecenderungan untuk overstated, maka dari itu tujuan audit dan asersinya AICPA Standard Assertions adalah sebagai berikut. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi Penjualan Memahami pengendalian internal—penjualan auditor mempelajari bagan arus klien, menyusun kuesioner, dan pengujian Mengukur resiko pengendalian yang direncanakan—penjualan meliputi pemisahan tugas yang tepat, otorisasi yang tepat, dokumen dan catatan yang memadai, dokumen yang telah diberi nomor terlebih dahulu, laporan tagihan bulanan, dan prosedur verifikasi Menentukan keluasan pengujian Merancang pengujian pengendalian untuk Merancang pengujian substantive transaksi penjualan dapat dilakukan ketika kondisi penjualan yang dicatat benar-benar terjadi, penjualan yang dicatat adalah untuk barang yang tidak pernah dikirimkan ke pelanggan, penjualan dicatat lebih dari sekali, pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif, transaksi penjualan yang ada telah dicatat, arah pengujian, penjualan telah dicatat dengan akurat, transaksi penjualan telah dimasukkan pada arsip utama dan telah diikhtisarkan dengan benar, penjualan yang dicatat telah diklasifikasikan dengan benar, penjualan dicatat pada tanggal yang MERANCANG DAN MENJALANKAN SUSUNAN PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT Pengubahan dari suatu susunan rancangan program audit pada susunan pelaksanaan program audit, prosedurnya harus digabungkan. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan duplikasi prosedur, meyakinkan pada saat sebuah dokumen tertentu diperiksa semua prosedur telah dilaksanakan, dan memungkinkan auditor untuk melakukan prosedur seefektif mungkin. RETUR PENJUALAN DAN PENGURANGAN HARGA Auditor biasanya menekankan pengujian pengendalian yang membongkar setiap pencurian kas dari penagihan piutang dagang yang ditutupi oleh retur penjualan dan pengurangan harga yang fiktif. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi Penerimaan Kas Auditor harus mengikuti proses menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit, merancang pengujian pengendalian, dan merancang pengujian substantive transaksi. Langkah-langkah metodologi ini menentukan apakah kas yang diterima telah dicatat, menyiapkan pembuktian penerimaan kas, dan melakukan pengujian untuk mengungkap lapping dan dalam piutang dagang. PENGUJIAN AUDIT UNTUK PENGHAPUSAN PIUTANG TAK TERTAGIH Auditor mencegah kecurangan dengan melakukan otorisasi penghapusan piutang yang tepat oleh manajemen yang berwenang setelah penyelidikan secara menyeluruh atas alasan pelanggan yang tidak mampu membayar piutang. PENGENDALIAN INTERNAL TAMBAHAN TERHADAP SALDO AKUN SERTA PENYAJIAN PENGUNGKAPAN Penyusunan neraca saldo umur piutang dagang untuk dikaji ulang dan Kebijakan penghapusan piutang TOC & STOT SALES & STDB AR Contoh Test of Controls dan Substantive Test of Test Transaction Sales Contoh test of Control dan Substantive test of transaction atas penerimaan kas Contoh Program Audit untuk Test of Control dan substantive test of transaction atas Penjualan dan penerimaan kas Test of detail balance atas Account Receivable Fase ke-1 telah dibahas pada pertemuan sebelumnya dan fase ke-2 telah dibahas di atas, maka sekarang kita akan langsung membahas fase ke-3 dan ke-4. Bukti yang tepat untuk diperoleh dari Test of Detail of Balance harus diputuskan berdasarkan tujuan-demi-tujuan. Dalam merancang Test of Detail of Balance atas Account Receivable, auditor harus memenuhi masing-masing dari delapan tujuan audit yang terkait dengan saldo AICPA Standard Assertions sebagai berikut. Tujuan Audit terkait Saldo Piutang Test of Detail Balance Piutang Penjelasan Tujuan Audit Terkait Saldo 1 Piutang usaha pada neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan saldo buku besar umum. Detail tie- in Sebagian besar pengujian piutang dan penyisihan piutang tak tertagih didasarkan pada Aged Trial Balance Aging Schedule. Aged Trial Balance mencantumkan saldo dalam file induk piutang pada tanggal neraca, termasuk saldo masing-masing pelanggan yang beredar dan rincian masing-masing saldo pada saat berlalu antara tanggal penjualan dan tanggal neraca. Biasanya, auditor menguji informasi pada Aged Trial Balance untuk detail tie-in sebelum pengujian lain untuk memverifikasi bahwa populasi yang diuji sesuai dengan buku besar umum dan file induk piutang usaha. Selain itu, auditor harus melacak sampel saldo individu ke dokumen pendukung seperti duplikat faktur penjualan untuk memverifikasi saldo nama pelanggan, dan aging yang tepat. Tingkat pengujian untuk detail tie-in tergantung pada jumlah akun yang terlibat, sejauh mana file induk telah diuji sebagai bagian dari TOC dan STOT, dan sejauh mana jadwal telah diverifikasi oleh auditor internal atau orang independen lain sebelum diberikan kepada auditor. Contoh Aged Trial Balance adalah sbb. Contoh Aged Trial Balance adalah sbb. 2 Piutang usaha yang dicatat ada. Existence Konfirmasi saldo pelanggan adalah ujian terpenting dalam TDB untuk menentukan keberadaan piutang yang tercatat. Ketika pelanggan tidak menanggapi konfirmasi, auditor juga memeriksa dokumen pendukung untuk memverifikasi pengiriman barang dan bukti penerimaan kas berikutnya untuk menentukan apakah akun dikumpulkan. Biasanya, auditor tidak memeriksa dokumen pengiriman atau bukti penerimaan kas berikutnya untuk setiap akun dalam sampel yang dikonfirmasi, tetapi mereka dapat menggunakan dokumen-dokumen ini secara luas sebagai bukti alternatif untuk non- respons. 3 Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. Completeness Sulit bagi auditor untuk menguji saldo akun yang dihilangkan dari Aged Trial Balance kecuali dengan mengandalkan sifat self-balancing dari file induk piutang usaha. Misalnya, jika klien secara tidak sengaja mengecualikan piutang dagang dari neraca saldo, satu-satunya cara yang mungkin akan ditemukan adalah bagi auditor untuk menghitung saldo percobaan piutang dagang dan merekonsiliasi saldo dengan akun kontrol dalam buku besar. Jika semua penjualan ke pelanggan dihilangkan dari jurnal penjualan, understatement piutang hampir tidak mungkin terungkap dengan TDB. Sebagai contoh, auditor jarang mengirimkan konfirmasi piutang kepada pelanggan dengan saldo nol, sebagian karena penelitian menunjukkan bahwa pelanggan cenderung enggan menanggapi permintaan yang menunjukkan bahwa saldo mereka understated. Selain itu, penjualan yang tidak tercatat ke pelanggan baru sulit diidentifikasi untuk konfirmasi karena pelanggan tersebut tidak termasuk dalam file induk piutang dagang. Understatement penjualan dan piutang diungkapkan paling baik dengan STOT untuk pengiriman yang dilakukan tetapi tidak dicatat tujuan kelengkapan untuk tes transaksi penjualan dan dengan prosedur analitik substantif. 4 Piutang usaha sudah akurat. Accuracy Konfirmasi akun yang dipilih dari neraca saldo adalah tes yang paling umum dari TDB untuk akurasi piutang. Ketika pelanggan tidak menanggapi permintaan konfirmasi, auditor memeriksa dokumen pendukung dengan cara yang sama seperti yang dijelaskan untuk tujuan Existence. Auditor melakukan tes debit dan kredit ke saldo pelanggan ndividu dengan memeriksa dokumentasi pendukung untuk pengiriman dan penerimaan kas. Konfirmasi Positif Konfirmasi positif adalah komunikasi yang ditujukan kepada debitur yang meminta penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang tercantum pada permintaan konfirmasi itu benar atau salah. Formulir Konfirmasi Kosong adalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah konfirmasi tetapi meminta penerima untuk mengisi saldo atau memberikan informasi lainnya. Konfirmasi faktur adalah jenis konfirmasi positif lain di mana faktur individual dikonfirmasikan, dan bukan seluruh saldo piutang pelanggan. Konfirmasi Negatif Konfirmasi Negatif Konfirmasi negatif juga ditujukan kepada debitur tetapi meminta tanggapan hanya ketika debitur tidak setuju dengan jumlah yang disebutkan. Penentuan jenis konfirmasi yang digunakan adalah keputusan auditor, dan harus didasarkan pada fakta-fakta dalam audit. Faktor utama yang mempengaruhi keputusan auditor adalah materialitas dari total piutang, jumlah dan ukuran akun individu, risiko kontrol, risiko inheren, efektivitas konfirmasi sebagai bukti audit, dan ketersediaan bukti audit lainnya. Standar audit menyatakan bahwa dapat diterima untuk menggunakan konfirmasi negatif sebagai satu-satunya prosedur audit substantif untuk mengatasi risiko salah saji material yang dinilai pada tingkat asersi hanya ketika semua keadaan berikut ini ada Auditor telah menilai risiko salah saji material sebagai rendah dan telah memperoleh cukup bukti yang sesuai mengenai desain dan efektivitas operasi kontrol yang relevan dengan asersi yang diuji dengan prosedur konfirmasi. Populasi item yang tunduk pada prosedur konfirmasi negatif terdiri dari sejumlah besar saldo, transaksi, atau item akun kecil yang homogen. Auditor mengharapkan tingkat pengecualian yang rendah. Auditor yakin bahwa penerima permintaan konfirmasi negatif akan memberikan pertimbangan yang memadai. Misalnya, jika tingkat respons terhadap konfirmasi positif pada tahun-tahun sebelumnya sangat tinggi atau jika ada tingkat respons yang tinggi pada audit klien yang serupa, ada kemungkinan bahwa penerima akan memberikan konfirmasi negatif dengan pertimbangan yang masuk akal juga. Biasanya, ketika konfirmasi negatif digunakan, auditor memberikan penekanan besar pada efektivitas pengendalian internal, pengujian substantif transaks , dan prosedur analitik substantif sebagai bukti kewajaran piutang, dan mengasumsikan bahwa sebagian besar penerima akan memberikan membaca dengan teliti dan menanggapi permintaan konfirmasi. Analisis Perbedaan Ketika permintaan konfirmasi dikembalikan oleh pelanggan, auditor harus menentukan alasan untuk setiap perbedaan yang dilaporkan. Dalam banyak kasus, mereka disebabkan oleh perbedaan waktu antara catatan klien dan pelanggan. Penting untuk membedakan antara perbedaan waktu dan pengecualian, yang mewakili salah saji saldo piutang. Jenis perbedaan konfirmasi yang paling umum dilaporkan meliputi Pembayaran telah dilakukan. Perbedaan yang dilaporkan biasanya muncul ketika pelanggan telah melakukan pembayaran sebelum tanggal konfirmasi, tetapi klien belum menerima pembayaran tepat waktu untuk pencatatan sebelum tanggal konfirmasi. Contoh semacam itu harus diselidiki dengan cermat untuk menentukan kemungkinan salah saji cutoff penerimaan kas, lapping, atau pencurian uang tunai. Barang Belum Diterima. Perbedaan ini biasanya terjadi karena klien mencatat penjualan pada tanggal pengiriman dan pelanggan mencatat akuisisi ketika barang diterima. Waktu barang dalam perjalanan sering menjadi penyebab perbedaan yang dilaporkan pada konfirmasi. Ini harus diselidiki untuk menentukan kemungkinan pelanggan tidak menerima barang sama sekali atau adanya salah saji cutoff pada catatan klien. Barang Telah Dikembalikan. Kegagalan klien untuk merekam memo kredit mungkin disebabkan oleh perbedaan waktu atau pencatatan pengembalian dan tunjangan penjualan yang tidak tepat. Seperti perbedaan lain, ini harus diselidiki. Kesalahan administrasi dan jumlah yang diperselisihkan. Jenis perbedaan yang paling mungkin dilaporkan dalam catatan klien adalah ketika pelanggan menyatakan bahwa ada kesalahan dalam harga yang dibebankan untuk barang, barang rusak, jumlah tepat barang yang tidak diterima, dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan ini harus diselidiki untuk menentukan apakah klien salah beserta jumlah kesalahannya. 5 Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar. Classification Auditor dapat mengevaluasi klasifikasi piutang dengan relatif mudah dengan meninjau Aged Trial Balance untuk piutang material dari afiliasi, pejabat, direktur, atau pihak terkait lainnya. Auditor harus memverifikasi bahwa catatan piutang atau akun yang harus diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dipisahkan dari akun reguler, dan saldo redit yang signifikan dalam piutang direklasifikasi sebagai hutang. Ada hubungan yang erat antara tujuan yang terkait dengan saldo, terkait dengan klasifikasi, dan terkait dengan penyajian dan pengungkapan. Untuk memenuhi tujuan audit yang terkait dengan saldo klasifikasi, auditor harus menentukan apakah klien telah dengan benar memisahkan berbagai klasifikasi piutang yang berbeda. Sebagai contoh, auditor akan menentukan apakah piutang dari pihak-pihak terkait telah dipisahkan pada ged Trial Balance. Untuk memenuhi tujuan penyajian dan pengungkapan, auditor harus memastikan bahwa klasifikasi disajikan dengan benar dengan menentukan apakah transaksi pihak terkait ditampilkan dengan benar dalam laporan keuangan selama tahap penyelesaian audit. 6 Pisah batas piutang usaha sudah benar. Cutoff Salah saji Cutoff Salah saji cutoff ada ketika transaksi periode berjalan dicatat pada periode berikutnya atau sebaliknya. Tujuan dari uji cutoff, terlepas dari jenis transaksi, adalah untuk memverifikasi apakah transaksi di dekat akhir periode akuntansi dicatat dalam periode yang tepat. Tujuan cutoff adalah salah satu yang paling penting dalam siklus karena salah saji dalam cutoff dapat secara signifikan mempengaruhi pendapatan periode berjalan. Misalnya, penyertaan yang disengaja atau tidak disengaja dari beberapa penjualan besar periode berikutnya dalam periode berjalan – atau pengecualian beberapa retur penjualan dan allowance periode berjalan – dapat secara material melebih-lebihkan laba bersih. Salah saji cutoff dapat terjadi untuk penjualan, retur penjualan and allowance, dan penerimaan kas. Untuk masing-masing, auditor memerlukan pendekatan tiga kali lipat untuk menentukan kewajaran cutoff Tentukan kriteria yang tepat untuk cutoff. Mengevaluasi apakah klien telah menetapkan prosedur yang memadai untuk memastikan batas yang wajar. Uji apakah cutoffnya benar. Sales Cutoff Untuk pengukuran pendapatan periode berjalan yang benar, diperlukan metode yang sesuai dengan standar akuntansi dan diterapkan secara konsisten. Bagian terpenting dari mengevaluasi metode klien untuk mendapatkan cutoff yang andal adalah menentukan prosedur yang digunakan. Ketika klien mengeluarkan dokumen pengiriman yang diberi nomor sebelumnya secara berurutan, biasanya merupakan masalah sederhana untuk engevaluasi dan menguji cutoff. Selain itu, pemisahan tugas antara pengiriman dan fungsi penagihan juga meningkatkan kemungkinan pencatatan transaksi dalam periode yang tepat. Ketika kontrol internal klien efektif, auditor biasanya dapat memverifikasi cutoff dengan memperoleh nomor dokumen pengiriman untuk pengiriman terakhir yang dilakukan pada akhir periode dan membandingkan nomor ini dengan periode yang dicatat saat ini dan periode penjualan berikutnya. Sales Return and Allowance Cutoff Standar akuntansi mengharuskan retur penjualan dan allowance disesuaikan dengan penjualan terkait jika jumlahnya material. Misalnya, jika pengiriman periode saat ini dikembalikan pada periode berikutnya, pengembalian penjualan akan muncul pada periode saat ini. Barang-barang yang dikembalikan harus diperlakukan sebagai inventaris periode berjalan. Namun, bagi sebagian besar perusahaan, retur penjualan dan allowance dicatat dalam periode akuntansi di mana mereka terjadi, dengan asumsi jumlah yang sama, offset pada awal dan akhir masing-masing periode akuntansi. Pendekatan ini dapat diterima asalkan jumlahnya tidak material. Beberapa perusahaan membentuk cadangan, mirip dengan penyisihan untuk akun yang tidak dapat ditagih, untuk jumlah pengembalian yang diharapkan pada periode berikutnya. Ketika auditor yakin bahwa klien mencatat semua retur penjualan dan allowance egera, tes cutoff sederhana dan mudah. Auditor dapat memeriksa dokumentasi pendukung untuk sampel retur penjualan dan allowance yang dicatat selama beberapa minggu setelah tanggal penutupan untuk menentukan tanggal penjualan asli. Jika auditor menemukan bahwa jumlah yang dicatat pada periode berikutnya secara signifikan berbeda dari retur dan allowance yang tidak tercatat pada awal periode yang diaudit, mereka harus mempertimbangkan penyesuaian. Sebagai contoh, suatu perusahaan dapat mengalami peningkatan dalam retur penjualan ketika meluncurkan produk baru. Selain itu, jika kontrol internal untuk mencatat retur penjualan dan allowance dievaluasi tidak efektif, sampel yang lebih besar diperlukan untuk memverifikasi cutoff. Cash Receipts Cutoff Sangat mudah untuk menguji salah saji cutoff penerimaan kas dengan melacak penerimaan kas yang dicatat ke periode berikutnya setoran bank pada laporan bank. Penundaan beberapa hari dapat mengindikasikan salah saji cutoff. Untuk tingkat tertentu, auditor juga dapat mengandalkan konfirmasi piutang untuk engungkap salah saji cutoff penerimaan kas. Namun, seringkali sulit untuk embedakan salah saji cutoff dari perbedaan waktu normal karena pengiriman dan deposit in transit pada akhir tahun. Misalnya, jika pelanggan mengirim dan mencatat cek kepada klien untuk pembayaran akun yang belum dibayar pada 30 Desember dan klien menerima dan mencatat jumlahnya pada 2 Januari, catatan kedua organisasi akan berbeda pada 31 Desember. Ini adalah bukan salah saji cutoff, tetapi perbedaan waktu karena waktu pengiriman. Mungkin sulit bagi auditor untuk mengevaluasi apakah salah saji cutoff atau perbedaan waktu terjadi ketika balasan konfirmasi adalah sumber informasi. Jenis situasi ini memerlukan penyelidikan tambahan, seperti pemeriksaan dokumen pendukung. 7 Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi. Realizable value Standar akuntansi mensyaratkan perusahaan menyatakan piutang dagang pada umlah yang pada akhirnya akan dikumpulkan. Nilai realisasi piutang sama dengan piutang bruto dikurangi penyisihan piutang tidak tertagih. Untuk menghitung penyisihan, klien memperkirakan jumlah total piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih. Jelas, klien tidak dapat memprediksi masa depan dengan tepat, tetapi auditor perlu mengevaluasi apakah penyisihan klien itu wajar, mengingat semua fakta yang tersedia. Untuk memulai evaluasi penyisihan piutang tidak tertagih, auditor menelaah hasil TOC yang berkaitan dengan kebijakan kredit klien. Jika kebijakan kredit klien tetap tidak berubah dan hasil pengujian kebijakan kredit dan persetujuan kredit konsisten dengan tahun sebelumnya, perubahan saldo dalam penyisihan untuk akun tidak tertagih harus mencerminkan hanya perubahan dalam kondisi ekonomi dan volume penjualan. Namun, jika kebijakan kredit klien atau sejauh mana fungsinya dengan benar telah berubah secara signifikan, auditor harus sangat berhati-hati untuk mempertimbangkan dampak dari perubahan ini juga. Auditor sering mengevaluasi kecukupan penyisihan dengan memeriksa dengan hati-hati akun tidak lancar pada Aged Trial Balance untuk menentukan mana yang belum dibayar setelah tanggal neraca. Ukuran dan usia saldo yang belum dibayar kemudian dapat dibandingkan dengan informasi serupa dari tahun-tahun sebelumnya untuk mengevaluasi apakah jumlah piutang tidak lancar meningkat atau menurun dari waktu ke waktu. Auditor juga mendapatkan wawasan tentang kolektibilitas akun dengan emeriksa file kredit, diskusi dengan manajer kredit, dan meninjau file korespondensi klien. Prosedur-prosedur ini sangat penting jika beberapa saldo besar tidak lancar dan tidak dibayar secara teratur. Auditor menghadapi dua kekurangan dalam mengevaluasi penyisihan dengan meninjau saldo tidak lancar individu pada Aged Trial Balance. Pertama, akun lancar diabaikan dalam menetapkan kecukupan penyisihan, meskipun beberapa dari jumlah ini tidak diragukan lagi akan menjadi tidak tertagih. Kedua, sulit untuk membandingkan hasil tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya dengan dasar yang tidak terstruktur. Jika akun menjadi semakin tidak tertagih selama beberapa tahun, fakta ini dapat diabaikan. Untuk menghindari dua kekurangan ini, klien dapat menetapkan riwayat penghapusan kredit macet selama periode waktu sebagai kerangka acuan untuk mengevaluasi penyisihan tahun berjalan. Misalnya, klien dapat menghitung bahwa 2 persen dari akun lancar, 10 persen dari akun 30-90 hari, dan 35 persen dari semua saldo selama 90 hari pada akhirnya menjadi tidak tertagih. Auditor dapat menerapkan persentase ini untuk total saldo Aged Trial Balance tahun berjalan dan membandingkan hasilnya dengan saldo dalam akun penyisihan. Tentu saja, auditor harus memverifikasi kesesuaian persentase yang digunakan dan berhati-hati untuk memodifikasi perhitungan untuk kondisi yang berubah. Gambar berikut adalah contoh analisis penyisihan piutang tak tertagih. Gambar berikut adalah contoh analisis penyisihan piutang tak tertagih. Bad Debt Expense Setelah auditor puas dengan akun penyisihan tidak tertagih, mudah untuk memverifikasi beban piutang tak tertagih. Asumsikan bahwa Saldo awal dalam akun penyisihan diverifikasi sebagai bagian dari audit sebelumnya. Akun yang tidak tertagih yang dihapuskan diverifikasi sebagai bagian dari pengujian substantif transaksi. Saldo akhir dalam akun penyisihan telah diverifikasi dengan berbagai cara. Bad Debt Expense kemudian hanyalah sisa saldo yang dapat diverifikasi dengan rekalkulasi. 8 Klien memiliki hak atas piutang usaha. Rights Hak klien untuk piutang biasanya tidak menimbulkan masalah audit karena piutang biasanya milik klien. Namun dalam beberapa kasus, sebagian dari piutang tersebut mungkin telah dijaminkan, diberikan kepada orang lain, diperhitungkan, atau dijual dengan diskon. Biasanya, pelanggan klien tidak menyadari adanya hal-hal seperti itu, sehingga konfirmasi piutang tidak akan menjelaskannya. Untuk mengungkap contoh di mana klien memiliki hak terbatas untuk piutang, auditor dapat meninjau risalah, membahas dengan klien, mengkonfirmasi dengan bank, memeriksa kontrak utang untuk bukti piutang yang dijaminkan, dan memeriksa file korespondensi. Substantive Analytical Procedure Auditor melakukan perencanaan dan prosedur analitik substantif untuk seluruh siklus penjualan, bukan hanya Account Receivable. Ini diperlukan karena hubungan yang erat antara laporan laba rugi dan akun neraca. Jika auditor mengidentifikasi kemungkinan salah saji dalam Sales atau Sales Return and Allowance menggunakan prosedur analitik, Account Receivable yang kemungkinan besar akan menjadi salah saji yang saling hapus. Berikut adalah Substantive Analytical Procedure untuk Siklus Penjualan. Berikut adalah Substantive Analytical Procedure untuk Siklus Penjualan. Selain prosedur analitik, auditor juga harus meninjau piutang untuk jumlah besar dan tidak biasa, seperti saldo besar, akun yang telah beredar untuk waktu yang lama, piutang dari perusahaan terafiliasi, pejabat, direktur, dan pihak terkait lainnya, dan saldo kredit. Karena prosedur analitik adalah pengujian substantif, prosedur tersebut mengurangi tingkat yang diperlukan auditor untuk melakukan Test of Detail of Balance. Berikut adalah contoh program audit Test of Detail Balance atas Siklus Penjualan. contoh program audit Test of Detail Balance atas Siklus Penjualan.
Dalampraktiknya risiko yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan penjualan kredit adalah: - Pelanggan terlambat untuk membayar tagihannya kepada perusahaan, misalnya melewati makin besar jumlah investasinya dalam piutang. (3) Ketentuan tentang Pembatasan Kredit . Dalam penjualan kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau
Artikel SMK jurusan Akuntansi Keuangan Lembaga ini berisi penjelasan mengenai mengelola kartu piutang yang terdiri dari pengenalan piutang, jenis-jenis piutang, kartu piutang, dan prosedur pencatatan piutang. — Kamu pernah nggak sih ada di momen mau nagih utang, tapi merasa nggak enakan. Eh, pas udah berani nagih, malah dimarahin sama yang ngutang. Wkwkwk… Lo yang ngutang, lo yang galak sumber Padahal, sebelumnya kamu dan pihak yang berutang sudah memiliki kesepakatan mengenai tanggal pembayaran. Tapi, ketika kamu menagihnya, pihak tersebut seakan-akan lupa dengan kewajibannya membayar utang. Hadeeeh… bete, deh. Walaupun begitu, kamu harus tetap menagihnya ya, agar orang yang berutang memiliki rasa tanggung jawab untuk mengembalikan sesuatu yang bukan miliknya. *brb* berubah jadi galak sumber Ngomong-ngomong masalah utang, kamu pasti udah nggak asing lagi kalau dengar istilah utang piutang. Dalam dunia bisnis, istilah utang piutang merupakan hal yang nggak bisa dilepaskan, terutama pada pencatatan keuangan dan akuntansi. Di artikel kali ini, kita akan membahas tentang piutang terlebih dahulu, ya. Kita akan mengenal apa itu piutang, jenis-jenis piutang, kartu piutang, dan prosedur pencatatan piutang. So, are you ready, guys? Let’s go! Baca juga Administrasi Transaksi Pengertian, Fungsi, dan Unsurnya Piutang Jika pada kasus awal kita tau bahwa utang merupakan kewajiban yang harus dibayarkan kepada pihak yang memberikan pinjaman, maka piutang adalah kebalikannya. Piutang merupakan tagihan kepada pihak lain yang berutang yang memiliki batas waktu pengembalian yang sudah disepakati bersama. Artinya, pihak yang berutang ini memiliki tuntutan untuk melunasi kewajibannya. Pada transaksi piutang, pihak yang memiliki utang atau peminjam disebut debitur, sedangkan pihak yang memiliki piutang atau pemberi pinjaman disebut kreditur. Piutang ada karena terdapat transaksi seperti penjualan barang atau jasa secara kredit, pemberian pinjaman, atau uang muka. Jadi, piutang bisa berupa uang, barang, penjualan yang belum dibayar lunas, atau tagihan yang belum dibayar oleh pihak lain akan tetapi produknya sudah ia terima. Piutang akan dinyatakan sah jika terdapat faktur invoice, yaitu bukti transaksi dari transaksi penjualan. Isi dari faktur tersebut harus memenuhi syarat, yaitu memiliki nilai dan tanggal jatuh tempo. Setelah itu, faktur akan diterbitkan dicetak. Supaya lebih paham, coba deh perhatikan contoh soal piutang di bawah ini. Kira-kira, sudah sesuai belum ya dengan ciri-ciri piutang yang sudah kita bahas sebelumnya? Pada tanggal 1 September, PT A menjual barang dagang senilai Rp50 juta kepada pelanggan Y yang akan dibayar pada 1 Oktober. Pada 1 Oktober, pihak Y cukup membayar senilai Rp50 juta tanpa tambahan lain. Jawabannya? Yup! Sudah sesuai, ya. Pada contoh tersebut, terdapat nilai jatuh tempo yang harus dibayarkan pihak Y kepada PT A, yaitu sebesar Rp50 juta. Selain itu, tanggal jatuh tempo piutang yang harus dibayarkan pihak Y kepada PT A tertulis dengan jelas, yaitu tanggal 1 Okt. Nah, pada contoh ini tidak ada bunga yang berlaku, jadi pihak Y hanya membayar sebesar nilai yang disepakati. Jenis-Jenis Piutang Piutang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu piutang usaha, piutang wesel, dan piutang lain-lain. Pada pembukuan laporan keuangan, ketiga jenis piutang ini dikelompokkan pada akun yang berbeda karena memiliki cara hitung yang berbeda. Penasaran? Simak terus, ya! a. Piutang Usaha Accounts Receivable Piutang usaha disebabkan karena adanya transaksi berupa penjualan barang atau jasa secara kredit. Nah, piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca/laporan posisi keuangan sebagai harta aset lancar dapat digunakan dalam jangka waktu dekat. Hal ini karena piutang usaha umumnya memiliki jangka waktu pendek antara 30 – 90 hari. Perjanjian piutang usaha dilakukan secara informal. Persetujuan pihak satu dan pihak lainnya kreditur dan debitur hanya berdasarkan dokumen-dokumen perusahaan, seperti faktur dan kontrak penyerahan, tanpa adanya surat jaminan. b. Piutang Wesel Notes Receivable Piutang wesel merupakan tagihan yang muncul dari transaksi penjualan barang atau jasa yang disertai dengan dokumen dan surat jaminan wesel yang mengikat antara pihak debitur dengan kreditur. Piutang wesel terbagi lagi menjadi dua jenis nih, yaitu piutang wesel berbunga dan tidak berbunga. Piutang wesel berbunga merupakan jumlah uang yang diterima pemegang wesel kreditur ketika tanggal jatuh tempo. Jumlah uangnya ini sebesar nilai nominal yang dipinjam debitur ditambah bunga. Biasanya, bunga piutang dinyatakan dalam persentase % dari nilai piutang wesel. Misalnya, pada 1 Februari 2020, PT. B memiliki utang sebesar kepada PT. A dengan bunga 4% per bulan. Masa jatuh tempo ditetapkan tanggal 1 Agustus 2020. Maka, perhitungan piutang wesel berbunganya, yaitu bunga wesel saat jatuh tempo = x 4% x 6 bulan = Jadi, nilai jatuh temponya yaitu nominal + bunga = + = Nah, kalau piutang wesel tidak berbunga merupakan piutang yang tidak memberikan bunga kepada pihak debitur. Jadi, ketika tanggal jatuh tempo, uang yang diterima pemegang wesel adalah sebesar nominal yang disepakati. c. Piutang Lain-lain Other Accounts Receivable Piutang ini terjadi bukan dari penjualan kredit barang atau jasa, melainkan non-usaha. Misalnya, seperti penjualan surat berharga, pemberian uang muka pada pemegang saham, para direktur, gaji karyawan, dan tuntutan atas kerugian/kerusakan. Baca juga Konsep Dasar, Fungsi, dan Prinsip Administrasi Kepegawaian Kartu Piutang Piutang akan dicatat dalam sebuah buku besar pembantu yang disebut kartu piutang. Jadi, setiap transaksi piutang yang telah terjadi akan dibukukan dalam kartu piutang. Bentuk kartunya seperti gambar di bawah ini, ya. Pada kartu piutang, terdapat nama debitur, tanggal transaksi, syarat pembayaran tanggal jatuh tempo dan nominal pembayaran, dan nama kreditur yang mengesahkan kartu piutang tersebut. Kartu piutang dibuat oleh petugas piutang yang telah disahkan kepala keuangan atau akunting. Lalu, dikelompokkan per masing-masing debiturnya, sehingga kita bisa mengetahui catatan transaksi piutang setiap debitur secara jelas. Prosedur Pencatatan Piutang Pada penjelasan kartu piutang, kamu pasti menemukan kata rincian mutasi piutang’. Hmm, lalu apa sih yang dimaksud mutasi piutang? Mutasi piutang merupakan perubahan jumlah piutang yang muncul karena adanya sebuah transaksi. Pada kartu piutang, transaksi tersebut misalnya seperti penjualan secara kredit, penerimaan kas debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang. Data-data piutang dimasukan ke dalam kartu piutang menggunakan prosedur pencatatan piutang. Nah, prosedur ini dilakukan dengan cara memindahkan posting catatan keuangan transaksi yang ada di jurnal umum dan jurnal khusus ke buku besar. Setelah itu, dari buku besar, baru dimasukkan ke dalam kartu piutang, berdasarkan masing-masing jurnal. Sebagai contoh, coba kamu perhatikan proses pencatatan piutang ke dalam kartu piutang di bawah ini, ya! Perusahaan Onderdil Motor Buana menjual barang dagang secara kredit kepada beberapa perusahaan, yaitu PT Nusantara dan PD Jaya Motor pada bulan Agustus 2020. Berikut ini adalah beberapa data transaksi perusahaan Onderdil Motor Buana di bulan tersebut. Transaksi penjualan kredit kepada debitur yang terjadi pada bulan Agustus 2020 Agustus 10, faktur No. S-06 kepada PT NUSANTARA seharga = Agustus 15, faktur No. S-07 kepada PD JAYA MOTOR seharga = Jumlah penjualan kredit bulan Agustus 2020 = Selanjutnya, data transaksi penjualan kredit PT Nusantara dan PD Jaya Motor yang terjadi di bulan Agustus 2020 kita tulis di jurnal penjualan. Setelah ditulis di jurnal penjualan, langkah selanjutnya yaitu memindahkan data tersebut ke buku besar. Nah, pencatatannya di buku besar adalah sebagai berikut 1. Transaksi penjualan kredit kepada debitur dicatat dalam jurnal penjualan JPn pada jurnal khusus di halaman 1. Maka dari itu, pada kolom referensi Ref ditulis JPn-1. 2. Semua lembar bukti tagihan faktur penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan sebesar ditulis di bagian debit akun piutang dagang, dengan keterangan tanggal 31 Agustus 2020 akhir bulan. Nah, posting akun piutang dagang pada buku besar akan ditulis seperti pada gambar di bawah ini, ya. Nah, setelah data-data tersebut dipindahkan ke buku besar, sudah tau dong apa langkah selanjutnya? Yup, memasukan data ke kartu piutang masing-masing debitur. Kartu piutang akan ditulis sebagai berikut 1. Kolom tanggal diisi dengan tanggal masing-masing transaksi 2. Rincian rekening masing-masing debitur tercatat dalam kartu piutang di sisi debit Sip! Sampai sini kamu sudah paham kan tentang materi piutang, kartu piutang, dan prosedur pencatatan piutang? Piutang merupakan tagihan yang harus dibayarkan peminjam debitur kepada pemberi pinjaman kreditur karena adanya transaksi barang/jasa secara kredit non tunai. Piutang ini banyak jenisnya, ada piutang usaha, piutang wesel, dan piutang lain-lain. Kemudian, piutang dicatat dalam sebuah buku pembantu yang disebut kartu piutang. Proses pencatatan data-data piutang dalam kartu piutang harus menggunakan prosedur pencatatan kartu piutang. Yup, selesai deh materi kita kali ini. Gimana? Seru kan belajar akuntansi? Sekarang, kamu jadi tau nih pengertian, ciri dan jenis-jenis piutang, kartu piutang, serta prosedur pencatatan kartu piutang. Kalau kamu ingin mempelajari materi lain seputar utang, piutang dan prosedur pencatatannya, coba deh tonton di ruangbelajar! Di sana, ada ribuan video materi pelajaran lengkap dengan latihan soal dan pembahasannya, lho! Referensi Kartu Piutang [Daring] – Nusantara, D. A 2003 Mengelola Kartu Piutang. Departemen Pendidikan Nasional. Tautan Diakses 16 September 2020 Sumber foto Gif image [Daring] – Tautan Diakses 16 September 2020 Meme [Daring] – Tautan Diakses 16 September 2020 JumlahHari Penjualan dalam Piutang Usaha ( Number of day’s Sales in Receivables) Jumlah Hari Penjualan dalam Piutang merupakan estimasi lamanya piutang belum dibayar. Dengan syarat kredit 2/10, n/30, jumlah hari penjualan dalam piutang seharusnya kurang dari 20 hari. Rasio tersebut dihitung sebagai berikut :
Saat Anda menjalankan usaha, pencatatan piutang dapat dijadikan salah satu cara untuk meningkatkan penjualan dan menambah pelanggan. Memberi piutang pada klien akan memudahkan mereka membeli produk maupun jasa yang ditawarkan perusahaan Anda. Pastinya, saat terjadi perjanjian hutang piutang, wajib untuk melakukan metode pencatatan piutang perusahaan dagang yang baik. Sehingga sistemnya rapi dan berjalan lancar ke depannya. Peran Pencatatan Piutang dalam Bisnis Piutang merupakan salah satu aset perusahaan, karena itu harus dicatat dan jadi instrumen dalam laporan keuangan. Bisnis berskala mikro dan kecil mungkin belum kesulitan dalam mengingat piutang yang mereka miliki. Lebih jauh lagi, pegawai akan merasa aman dan nyaman bekerja di perusahaan tersebut. Sehingga retensi pegawai pun dapat dipertahankan dengan mudah. Ini sekaligus menghemat biaya rekrutmen. Tapi, tetap harus dicatat karena harus masuk ke dalam laporan piutang. Sedangkan, di perusahaan berskala medium hingga besar, pencatatan piutang usaha jelas hal yang wajib. Selain sebagai instrumen dalam laporan keuangan, adanya pencatatan piutang akan membuat aktivitas keuangan tertata rapi. Anda jadi tahu betul siapa saja yang memiliki hutang, berapa jumlahnya dan kapan tanggal jatuh temponya. Dengan begitu, saat tiba waktunya pun jadi lebih cepat dalam membuat dan mengirim faktur untuk melakukan penagihan. Secara umum, pencatatan piutang dagang akan mencegah perusahaan dari adanya piutang tak tertagih. Dengan begitu, kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Dalam perjanjian piutang dagang ada yang memberlakukan potongan diskon dan ada yang tanpa potongan. Berdasarkan hal ini, metode pencatatan piutang dagang terbagi jadi dua yaitu Gross Method dan Nett Method. Berikut ini penjelasan keduanya. 1. Gross Method Gross Method adalah metode pencatatan piutang kotor. Bila ada potongan dalam perjanjian piutang dagang, maka pencatatannya tidak dihitung potongannya. Jadi, metode pencatatan piutang dagang ini hanya berdasarkan totalnya saja. Bila ada potongan, maka akan diakui sebagai pengurang jumlah penjualan. 2. Nett Method Sebaliknya, Nett Method adalah metode pencatatan piutang bersih. Metode pencatatan piutang dagang ini berdasar pada jumlah yang sudah dikurangi dengan potongan penjualan. Kalau debitur ternyata tidak memanfaatkan potongan dari kreditur, maka akan timbul kelebihan pembayaran atas piutang. Kelebihan pembayaran ini diakui sebagai hasil di luar operasi atau hasil lain-lain. Metode Pencatatan Piutang Lainnya Selain Gross Method dan Nett Method, masih ada lagi metode pencatatan piutang dagang lainnya yang terbagi menjadi 4 jenis. Ini dia penjelasan lengkap tentang keempat metode tersebut 1. Metode Konvensional Pada dasarnya, ini adalah pencatatan ke kartu piutang. Sumber pencatatan piutang dagang ini bisa berasal dari 4 metode, tapi semuanya sama-sama tercatat di kartu piutang. Berikut ini adalah penjelasan keempat metodenya Faktur penjualan – jurnal penjualan – kartu piutang Bukti kas masuk – jurnal penerimaan kas – kartu piutana Memo kredit – jurnal retur penjualan – kartu piutang Bukti memorial – jurnal umum – kartu piutang 2. Metode Posting Langsung Ini adalah metode posting langsung ke dalam kartu piutang. Metode pencatatan perusahaan dagang ini terbagi lagi menjadi dua. Metode pertama adalah metode posting harian. Anda bisa posting langsung ke dalam kartu piutang dengan tulisan tangan. Jadi jurnal pencatatannya tidak rinci, melainkan hanya menunjukkan jumlah total harian saja. Bisa juga dengan cara posting langsung ke dalam kartu piutang dan pernyataan piutang. Metode pencatatan perusahaan dagang yang kedua dari posting langsung adalah metode posting periodik atau berkala. Jadi pencatatan piutang usaha tidak langsung atau tertunda. Penagihan piutang dilakukan secara berkala, sesuai siklus atau yang disebut sebagai cycle billing. Dalam pencatatan metode posting periodik tidak digunakan buku pembantu piutang. Selain itu, faktur penjualan dan dokumen pendukung yang diterima bagian penagihan akan diarsipkan oleh bagian piutang. Pengarsipannya sesuai dengan nama pelanggan, dalam arsip faktur yang belum dibayar. Arsip faktur penjualan ini berfungsi sebagai catatan piutang. 3. Metode Ledgerless Bookkeeping Lalu cara pencatatan piutang dagang berikutnya adalah ledgerless bookkeeping atau pencatatan tanpa buku pembantu. Jadi saat mendapat pembayaran dari debitur, kreditur dapat mencatat piutang dengan dua cara. Berikut ini penjelasan keduanya Kalau pelanggan melakukan pembayaran dalam jumlah penuh sesuai yang tercantum di dalam faktur penjualan, maka faktur yang bersangkutan diambil dari arsip faktur yang belum dibayar unpaid invoice file dan ditandai “LUNAS”. Faktur kemudian dipindahkan ke dalam arsip faktur yang telah dibayar paid invoice file. Kalau pelanggan membayar hanya sebagian dari jumlah yang tercantum di faktur penjualan, maka jumlah kas yang diterima dan sisanya yang belum dibayar oleh pelanggan akan dicatat di faktur tersebut. Lalu dibuat faktur tiruan yang isinya berupa info yang sama dengan faktur aslinya. Faktur tiruan ini lalu disimpan di dalam arsip faktur yang telah dibayar. Sedangkan faktur aslinya disimpan lagi ke dalam arsip faktur yang belum dibayar. 4. Metode Pencatatan dengan Komputer Ini adalah metode pencatatan perusahaan dagang yang sering digunakan saat ini. Secara umum, dalam sistem komputer akan dibuat dua macam arsip yaitu arsip transaksi transaction file dan arsip induk master file. Biasanya, pencatatan dengan komputer ini menggunakan sistem yang dinamakan batch system. Dalam batch system, dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan terlebih dahulu. Lalu setiap harinya akan dilakukan proses posting sekaligus agar catatan piutang selalu up to date atau mutakhir setiap harinya. Contoh Pencatatan Piutang Dagang Contoh pencatatan piutang dagang adalah sebagai berikut Pada tanggal 5 Juni 2022, PT JAYA menjual barang dengan harga Rp 10 juta. Ada potongan 2% dengan waktu jatuh tempo 30 hari 2/10-n/30. Maka pencatatan piutang dagangnya adalah sebagai berikut PT JAYA Jurnal Umum Tanggal Keterangan D Rp K Rp 5 Juni Gross Method Piutang Penjualan Kas Potongan Penjualan Piutang *2/100 x > jika potongan diambil Jika potongan tak diambil, maka Kas Piutang pembayaran otomatis di atas tanggal 15 Juni 2022 * 5 Juni Nett Method Piutang Penjualan * – 2/100 x Kas Piutang Jika potongan tak diambil, maka Kas Piutang Penghasilan di luar operasi/lain-lain Dari contoh pencatatan piutang dagang, Anda bisa menyesuaikan menurut metodenya. Baik dengan menghitung potongannya maupun tidak. Jika ingin pencatatan piutang usaha lebih akurat, dapat menggunakan pencatatan komputer karena setiap harinya data akan dimutakhirkan. Sekarang Anda sudah mengetahui dan memahami metode pencatatan piutang dagang. Laporan keuangan perusahaan dapat diselesaikan dengan mudah dengan bantuan Peakflo. Selain membantu menyusun laporan keuangan dan pencatatan piutang dagang, software Peakflo juga dapat membantu Anda untuk mengelola bisnis di jaman serba cepat dan modern ini. Jadi, sudah saatnya kamu ganti pencatatan piutang perusahaan dagang manual dengan berbagai fitur menarik yang ditawarkan Peakflo. Yuk, coba gratis sekarang! LuluLulu, seorang content marketer di Peakflo, berambisi untuk membantu bisnis memaksimalkan arus kas mereka melalui konten informatif. Di waktu senggang, Lulu suka bermain dengan adiknya atau kelima kucingnya yang sama-sama menggemaskan.
PengertianPenjualan Kredit - ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Sistem penjualan kredit adalah suatu sistem yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut (Mulyadi, 2001).
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kegiatan penjualan atas barang atau jasa semakin hari semakin ketat persaingannya. Inovasi yang diberikan oleh perusahaan atau penjual pun semakin bervariasi. Semakin banyak orang menyadari bahwa dalam kehidupan sehari-hari kegiatan penjualan ini tidak bisa dipisahkan. Kegiatan penjualan ini merupakan suatu kegiatan di mana perusahaan atau penjual menyerahkan barang atau jasa kepada pembeli dan kemudian pembeli membayar atas barang atau jasa yang diterimanya baik secara tunai maupun La Midjan dan Azhar Susanto, penjualan secara tunai ialah penjualan yang bersifat cash and carry pada umumnya terjadi secara kontan, dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan juga dianggap kontan. Transaksi penjualan tunai dikatakan telah terlaksana apabila perusahaan telah menerima pembayaran dari pelanggan atas barang atau jasa yang kemudian akan diserahkan oleh perusahaan kepada pelanggan. Penjualan dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pelanggan melakukan pembayaran harga barang atau jasa terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pelanggan. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diberikan pada pelanggan dan transaksi penjualan kemudian dicatat oleh dengan penjualan tunai, uang langsung dibayar oleh pelanggan pada waktu transaksi, maka penjualan kredit pembayarannya dapat diterima beberapa waktu kemudian sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Menurut Mulyadi 2001220 “Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan pesanan yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut”. Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan kredit adalah transaksi penjualan yang pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan kondisi persaingan yang semakin tajam menyebabkan setiap perusahaan harus berlomba memberikan kemudahan dalam persyaratan penjualan. Hal ini dapat dilihat dari berubahnya syarat pembayaran, perusahaan yang semula menjual produknya dengan cara tunai kemudian merubahnya dengan cara kredit. Tujuannya antara lain adalah untuk meningkatkan volume penjualan, meningkatkan laba serta untuk memenuhi syarat persaingan. Akan tetapi tidak setiap perusahaan diberikan persetujuan kredit ini. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi perusahaan akan pelanggan yang akan berbuat perusahaan yang menjual barang secara kredit, maka persetujuan kredit menjadi sangat penting. Keliru di dalam kebijakan pemberian kredit dapat berakibat adanya piutang yang tidak dapat ditagih dalam jumlah besar. Untuk itu perusahaan bisa menerapkan prinsip perkreditan yang dikenal dengan 5C yaitu character watak, yaitu menilai calon debitur mengenai karakter moral dan kemauannya untuk membayar,capacity kemampuan, yaitu kemampuan untuk membayar seluruh pinjamannya tepat pada waktunya,capital modal, yaitu kekayaan yang di miliki oleh debitur apakah cukup mampu dalam memenuhi pinjamannya,condition of economics, yaitu keadaan perkembangan ekonomi yang terjadi mempengaruhi usaha calon debitur,collateral jaminan atau agunan, yaitu jaminan apa yang di berikan bagi keamanan kredit oleh itu, perusahaan harus mempertimbangkan jumlah penjualan kredit yang akan diberikan, jumlah permintaan kredit yang tidak dapat dipenuhi, dan jumlah kredit yang menunggak. Bagi perusahaan yang masih tergolong dalam perusahaan kecil, fungsi persetujuan kredit dapat dilaksanakan oleh Kepala Bagian Keuangan/Akuntansi. Bagi perusahaan yang sudah besar mungkin harus dibentuk bagian tersendiri. Tugas pemberi otorisasi kredit pada umumnya adalah untuk pemberian kredit kepada pelanggan lama biasanya diadakan penelaahan status kredit dengan melihat kartu pembantu piutang langganan yang hendak membeli secara kredit. Dengan memperlajari kartu piutang tersebut dapat diketahui kredibilitas pelanggan itu bagaimanakah prosedur pemberian kredit bagi calon pelanggan? Untuk mengandalkan catatan kredit jelas perusahaan tidak punya. Bila ditolak begitu saja jelas sangat merugikan, karena calon pelanggan ini bisa saja menjadi pelanggan utama di kemudian hari. Berikut adalah pedoman umum pemberian kredit bagi calon pelangganselidiki reputasi perusahaan, atau reputasi manajemennyamintalah kepada calon pelanggan untuk menunjuk orang yang dapat memberi referensi. Akan lebih baik jika orang yang ditunjuk untuk memberi referensi adalah pelanggan lama referensi dari pelanggan lama mengenai kredibilitas calon pelangganapabila dipandang cukup baik kredibilitasnya, untuk tahap pertama berikan batas kredit yang tidak terlalu penjualan kredit terlaksana diperlukan pencatatan akuntansi sebagai berikutjurnal penjualan, digunakan untuk mencatat dan meringkas data penjualankartu piutang, catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnyakartu persediaan, catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi tentang rincian mutasi tiap jenis persediaan. 1 2 Lihat Money Selengkapnya
.
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/80
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/339
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/318
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/140
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/99
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/272
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/177
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/128
  • 4mlq8l2en1.pages.dev/168
  • jelaskan tentang ketentuan pencatatan piutang berkaitan dengan penjualan kredit